Senja yang cerah pada hari Kamis 1April 2010 saya beserta keluarga berangkat dari rumah menuju ke kantor ayahku yang terletak di Jalan dr.Sutomo Jakarta Pusat. Di halaman kantor tersebut merupakan tempat berkumpul rombongan yang akan bertamasya ke Pantai Pangandaran Jawa Barat. Sementara itu telah menunggu sebuah bus mewah yang siap membawa rombongan. Sebelumnya saya dan keluarga tidak pernah bertamasya ke Pantai Pangandaran, jadi ini adalah petualangan pertama saya dan keluarga.
Pukul 19.15 terdengar kumandang suara azan, saya beserta keluarga melaksanakan sholat isya. Tak lupa kami berdoa memohon perlindungan kepada Allah agar perjalanan yang akan di tempuh tidak ada halangan maupun gangguan. Setelah sholat, sambil menunggu rombongan keluarga lain saya bersenda gurau dengan anak-anak sebaya yang ikut dalam rombongan.
Tepat pukul 20.00 bus yang membawa rombongan mulai bergerak meninggalkan Kota Jakarta. Hiburan film komedi ditayangkan di layar televisi yang ada di bus tersebut. Gelak tawa aksi para bintang film yang lucu. Setelah film selesai para peserta yang pandai bernyanyi mulai berkaraoke menyanyikan lagu-lagu kesukaanya. Saya pun menikmatinya suasana perjalanan tersebut hingga lambatlaun saya tertidur.
Tak terasa bus telah berhenti di halaman sebuah masjid yang megah di wilayah Kabupaten Ciamis. Ketika saya turun dari bus yang kunaiki, ternyata di ufuk timur fajar telah menyingsing. Tak lama kemudian terdengar azan subuh bertanda ajakan sholat. Aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian dilanjutkan dengan berwudhu di tempat yang disediakan. Rombongan melaksanakan sholat berjamaah.
Setelah selesai sholat perjalanan di lanjutkan menuju Pantai Pangandaran. Sekitar beberapa kilometer sebelum Pantai Pangandaran saya berserta rombongan singgah di sebuah restoran, rombongan disambut dengan meriah. Saya sempat terheran-heran kenapa begitu meriah sambutan terhadap rombongan. Kemudian untuk menjawab rasa heran tersebut saya bertanya kepada ayah “yah, sambutanya kok meriah banget?” ayah menjawab “ya tentu, karena perjalanan kita diurus oleh biro perjalanan yang terkenal”. Setelah itu saya baru mengerti, ternyata bertamasya diurus oleh biro perjalanan itu enak dan tidak repot karena sudah ada yang mengurus semuanya.
Saya beserta keluarga memilih meja dengan empat tempat duduk, karena keluarga saya terdiri dari empat orang yaitu ayah, ibu, saya dan adik. Menu pada hari itu adalah nasi goreng. Saya dan keluarga memakannya dengan lahap, karena perjalanan Jakarta sampai dengan Pantai Pangandaran cukup jauh dan melelahkan.
Perjalanan pun dilanjutkan, tujuan wisata pertama kami adalah cagar alam Pantai Pangandaran. Di sana kami melihat berbagai binatang, khususnya monyet dan rusa. Saat di sana tas seorang teman ayah saya tas diambil oleh segerombolan monyet, rupanya mereka mengambil makanan yang ada di tas itu. Setelah monyet-monyet itu mendapatkan makanan yang ada di tas itu mereka pergi. Selain melihat berbagai hewan, di sana juga terdapat goa peninggalan zaman penjajahan Jepang. Kondisi di dalam gua tersebut gelap sehingga kami menggunakan senter untuk masuk ke dalam. Kondisi di dalam goa tersebut juga becek, karena kondisinya yang kurang terawat. Setelah selesai melihat-lihat cagar alam Pantai Pangandaran, kami kembali menuju objek wisata selanjutnya.
Tujuan wisata yang ke dua adalah Batu Hiu. Objek wisata ini terletak di atas bukit karang di pinggir Pantai Pangandaran. Di sana kami melihat batu karang yang mirip dengan hiu, tetapi batu itu berada di tengah laut jadi kami hanya bisa melihat dari kejauhan. Kami pun puas berfoto-foto dengan pemandangan laut Pantai Pangandaran yang indah. Setelah itu kami melanjutkan wisata ke objek wisata yang ketiga.
Objek wisata yang ketiga adalah pantai. Lagi-lagi kami disuguhkan pemandangan pantai dan pegunungan, dari sana kami bisa melihat Pantai Pangandaran walaupun hari itu tidak bersahabat. Setelah bus berhenti kami langsung berlomba-lomba menuju bibir pantai untuk sakedar melihat-lihat maupun berenang di pantai. Kami pun berhenti lama kerena hari sudah siang dan matahari semakin tinggi, karena ini adalah hari Jum’at jadi saya besersama rombongan laki-laki lainnya malaksanakan sholat Jum’at di sebuah masjid di pantai itu. Kemudian, setelah selesai sholat kami pun menuju objek wisata selanjutnya yang tak kalah menariknya dari Pantai Pangandaran.
Objek wisata ini adalah objek wisata yang saya sukai dari beberapa objek wisata lainnya. Green Canion begitulah namanya, Green Canion mempunyai sesuatu cirri khas yang belum pernah saya lihat di tempat manapun. Tempat ini mempunyai suasana alam yang masih asri dengan hutan yang masih hijau dan lebat merupakan sesuatu yang tidak saya lihat di Jakarta. Tempat ini adalah sebuah goa yang terendam air tawar dan air laut sehingga menimbulkan warna khusus. Kami sebelum menuju objek wisata itu, panitia sudah menyiapkan makanan siang. Setelah selesai makan siang kami berangkat menggunakan perahu yang terbuat dari kayu. Dalam perjalanan kami melihat berbagai binatang. Menulusuri sungai yang berkelok-kelok dan menikmati pemandangan yang indah. Saya penasaran bagaimana bentuk goa itu. Rasa penasaran saya pun hilang ketika saya dan keluarga melihat ciptaan Tuhan yang luar biasa. Di kiri dan kanan goa itu turun air yang tak henti-hentinya. Saya pun merasakan rintik-rintik air itu dengan nikmat. Saya pun ingin berlama-lama di sana, rasa lelah pun hilang dan saya kembali bersemangat. Tetapi sayangnya kami harus menuju ke penginapan untuk beristirahat.
Setelah sampai di penginapan yang sudah disediakan yang terletak tak jauh dari Pantai Pangandaran kami beristirahat. Di sana terdapat kolam berenang yang lumayan besar, saya pun berenang berserta rombongan yang lainya. Sesudah selesai berenang karena mentari tak lama lagi terbenam kami pun bergegas menuju pantai untuk berfoto-foto. Setelah sampai di pantai kami pun mendapatkan foto sunset yang indah. Malam pun sudah tiba kami pun makan malam di sebuah restaurant di pinggir Pantai Pangandaran. Makanan yang disediakan pun cukup enak-enak, kami juga merasakan deburan ombak Pantai Pangandaran pada malam hari. Setelah puas makan malam kami beristirahat untuk perjalanan pulang besok.
Mentari mulai terbit, kami pun bersiap untuk pulang. Sebelum pulang kami menyantap makanan yang sudah disediakan oleh panitia, setelah selesai sebelum pulang saya dan keluarga berjalan-jalan dengan menggunakan sepeda keliling pantai pangandaran. Saya dan keluarga berhenti di pinggir Pantai untuk marasakan udara pagi hari di Pantai Pangandaran. Waktu berjalan singkat saya dan keluarga harus kembali ke penginapan untuk membereskan barang-barang. Sesampainya di penginapan bus sudah menunggu untuk perjalanan pulang.
Kami semua pulang pada hari Sabtu 3 April dengan pengalaman baru yang luar biasa. Pengalaman yang takan terlupakan oleh kami semua. Pengalaman yang membuat kami terkesan akan kekuasaan Tuhan. Kami pun dengan berat hati pulang meniggalkan Pantai Pangandaran menuju Jakarta.Sesampainya di rumah saya masih ingin menjelajahi Pantai Pangandaran bersama keluarga dan teman-teman ayah saya. Saya pun masih ingin menjelajahi lebih dalam tentang Pantai Pangandaran, dan tempat lain yang belum saya ketahui.
Lihat Peta Lebih Besar